Blogs - blog
Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa: Prosesi Lengkap dan Maknanya
By alissha12 Nov 2024

Mengapa Pernikahan Adat Jawa Penting

Pernikahan adat Jawa merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang kaya, mencerminkan nilai-nilai luhur dan tradisi yang telah ada selama berabad-abad. Pemahaman akan pernikahan adat Jawa bukan hanya menjadi penting bagi mereka yang terlibat dalam ritual, tetapi juga bagi masyarakat luas sebagai salah satu cara untuk menghormati dan melestarikan warisan budaya. Setiap elemen dalam pernikahan adat ini bukan sekadar simbol, tetapi mengandung makna yang dalam dan filosofis.

Ritual dalam pernikahan adat Jawa dirancang untuk memperkuat ikatan antara kedua mempelai serta kedua keluarga. Melalui berbagai tahapan, seperti prosesi 'ngunduh mantu' atau 'panggih', setiap langkah diambil dengan penuh kehati-hatian dan ritual yang dirancang untuk membawa berkah. Dalam pernikahan adat Jawa, menggabungkan dua individu bukan hanya sekedar penyatuan dua orang, melainkan juga penyatuan dua keluarga yang saling menghormati dan menjalin hubungan erat. Hal ini menegaskan pentingnya komunitas dan kerja sama dalam budaya Jawa.

Selain itu, pernikahan adat Jawa menjadi sarana untuk meneguhkan identitas budaya. Dalam era globalisasi ini, di mana banyak tradisi mulai memudar, melaksanakan pernikahan adat menjadi cara untuk menunjukkan kebanggaan terhadap budaya asli. Keterlibatan dalam ritual semacam ini bukan hanya memberikan makna mendalam bagi pasangan yang menikah, tetapi juga bagi keluarganya, yang merasakan dan mewariskan tradisi. Dengan demikian, pernikahan adat Jawa tidak hanya sekadar upacara, tetapi juga merupakan pelestarian nilai-nilai budaya yang sangat penting bagi generasi yang akan datang.

Tahapan Pra-Pernikahan

Pernikahan adat Jawa dilengkapi dengan serangkaian tahapan pra-pernikahan yang sangat berarti bagi pasangan. Berikut prosesi adat yang ada pada tahapan pra-pernikahan:

1. Nontoni

Tahapan ini dimulai dengan prosesi nontoni, di mana keluarga kedua belah pihak saling berkunjung untuk memperkenalkan diri dan mengenal lebih dekat. Pada momen ini, diskusi pandangan hidup serta harapan bagi pasangan yang akan menikah mulai dilakukan, menandakan awal perjalanan menuju pernikahan yang harmonis.

2. Pinangan/Lamaran

Selanjutnya adalah prosesi pinangan atau lamaran. Dalam tahapan ini, pihak pria resmi meminta tangan wanita kepada keluarganya. Proses lamaran biasanya dilakukan dengan penuh adat dan tradisi, di mana pihak laki-laki membawa berbagai bingkisan simbolis sebagai tanda keseriusan. Lamaran tidak hanya menjadi jembatan ikatan batin antara pasangan, tetapi juga memperkuat relasi antara kedua keluarga.

3. Pasang Tarub

Setelah pinangan diterima, tahapan berikutnya adalah pasang tarub. Pasang tarub merupakan kegiatan menyiapkan tenda atau tempat acara yang menggambarkan keindahan dan kesederhanaan budaya Jawa. Kegiatan ini melibatkan kerjasama antara keluarga dan tetangga, sekaligus menciptakan suasana kebersamaan dan rasa syukur menjelang pernikahan. Tanda dan simbol yang dipasang di tempat tersebut juga memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan doa dan harapan bagi kedua mempelai.

4. Siraman

Proses siraman adalah tahapan selanjutnya, di mana pengantin perempuan disiram air yang diperciki dengan bunga. Praktik ini melambangkan pembersihan jiwa dan raga sebelum memasuki kehidupan baru sebagai pasangan suami istri. Siraman juga diharapkan dapat memberikan berkah dan keberkahan bagi pasangan dalam menjalani kehidupannya.

5. Midodareni

Terakhir, prosesi midodareni dilakukan sebelum hari H. Prosesi ini melibatkan doa dan harapan dari keluarga untuk pengantin wanita agar diberikan kebahagiaan dan juga mengingatkan arti penting cinta dan pengabdian. Setiap tahapan pra-pernikahan dalam pernikahan adat Jawa tidak hanya merupakan ritual, tetapi juga menyimpan makna mendalam yang menjadi landasan penting bagi kehidupan berumah tangga pasangan. Dengan memahami setiap proses ini, diharapkan kedua mempelai dapat memiliki landasan yang kuat untuk memulai hidup baru bersama.

Akad Nikah: Ijab Kabul

Akad nikah merupakan inti dari prosesi pernikahan adat Jawa yang memiliki makna mendalam bagi kedua mempelai. Ijab kabul adalah serangkaian ritual yang merupakan simbol persetujuan dan pengikatan dua insan dalam ikatan suci. Pada proses ini, suami atau perwakilan pihak lelaki mengatakan ijab, yang merujuk pada pernyataan kesiapan untuk menikahi pihak perempuan, dan pihak perempuan menjawab dengan kabul, menandakan penerimaan dari pihak wanita. Rangkaian ini tidak hanya sekedar formalitas, tetapi merupakan titik awal bagi perjalanan hidup baru yang penuh tanggung jawab dan cinta.

Dalam konteks agama, akad nikah juga memerlukan syarat tertentu agar sah di mata hukum dan dinegeri serta agama. Kedua mempelai harus memenuhi beberapa kriteria, seperti adanya saksi yang disaksikan oleh dua orang saksi dari kedua belah pihak. Pengucapan ijab kabul juga harus dilakukan dengan jelas dan tegas, tanpa adanya keraguan. Hal ini bertujuan menjaga keabsahan pernikahan serta menghindari masalah di kemudian hari.

Esensi spiritual dari akad nikah sangat penting dalam tradisi pernikahan adat Jawa. Momen ini menjadi saksi pernyataan kesetiaan serta komitmen antara pasangan untuk saling menjaga dan menghargai. Dalam pandangan masyarakat Jawa, ijab kabul bukan hanya sekedar ikatan ritual, namun juga merupakan janji suci yang terjalin dalam semangat kasih sayang yang mendalam. Oleh karena itu, para mempelai kerap kali memilih untuk mengadakan pernikahan adat Jawa dengan penuh kesungguhan, demi mengingat makna dan tanggung jawab yang mengikutinya.

Pasca Akad Nikah: Prosesi Panggih

Setelah melaksanakan akad nikah, pasangan pengantin Jawa akan melanjutkan dengan serangkaian prosesi penting yang dikenal dengan istilah panggih. Prosesi ini merupakan momen bersejarah yang berfungsi sebagai simbol pertemuan antara kedua mempelai, serta menyimpan berbagai makna mendalam dalam tradisi pernikahan adat Jawa. Berikut adat yang ada pada proses pasca akad nikah:

1. Balangan Suruh

Salah satu ritus pertama dalam prosesi panggih adalah balangan suruh, di mana keluarga mempelai wanita akan menyiapkan kue-kue sebagai ungkapan syukur atas pernikahan yang telah dilangsungkan. Kue ini juga melambangkan harapan akan kesejahteraan dalam rumah tangga yang baru dibangun.

2. Wijikan/Wiji Dadi

Selanjutnya, prosesi wijikan menjadi ritual penting yang melibatkan air suci. Dalam ritual ini, pasangan pengantin akan saling menyiramkan air sebagai simbol membersihkan diri dari masa lalu dan memulai hidup baru sebagai suami istri. Prosesi ini juga mengacu pada harapan untuk hidup harmonis di masa mendatang. 

3. Sinduran

Setelah wijikan, terdapat ritual sinduran, di mana keluarga kedua belah pihak saling membagikan makanan dan minuman. Ini adalah simbol dari pengertian dan kerjasama antara keluarga, sebagai fondasi penting dalam hubungan pernikahan.

4. Bobot Timbang

Setelah itu, bobot timbang menjadi tahap yang tidak kalah vital. Dalam ritual ini, kedua mempelai akan menimbang berat suatu benda, biasanya beras. Ini melambangkan keseimbangan tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan bersama dalam pernikahan. Dahulu kala, pernikahan adat Jawa sangat kental mengandung nilai-nilai budaya yang menekankan pentingnya saling menghargai dan bekerja sama. 

5. Kacar-kucur 

Kacar-kucur, prosesi berikutnya, merupakan saat di mana pasangan pengantin saling memberikan uang atau barang tanda kasih sayang, mewakili harapan untuk kehidupan yang kaya dan penuh berkah. Kemudian, ritual dulangan menandai akhir dari rangkaian prosesi panggih, di mana keluarga dan tamu memberikan doa dan harapan baik kepada pengantin baru.

Sungkeman: Tanda Bakti dan Doa Restu

Sungkeman adalah salah satu prosesi yang paling sakral dalam rangkaian pernikahan adat Jawa. Tradisi ini melibatkan kedua mempelai, yaitu pengantin pria dan wanita, yang secara bersamaan melakukan penghormatan kepada orang tua dan sesepuh mereka. Momen ini bukan sekadar sebuah ritual, tetapi juga menjadi simbol dari hubungan yang erat antara generasi, melambangkan penghormatan dan rasa bakti yang mendalam terhadap orang tua dan keluarga.

Dalam prosesi sungkeman, pengantin akan membungkukkan tubuhnya sebagai tanda rendah hati, kemudian mencium tangan orang tua mereka. Tindakan ini berfungsi sebagai ungkapan terima kasih atas semua pengorbanan dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua selama ini. Sungkeman menjadi pengingat kedua mempelai akan pentingnya menghargai dan menghormati kedua orang tua dalam setiap langkah hidup mereka, terutama saat memulai hidup baru sebagai pasangan suami istri.

Makna dari sungkeman lebih dari sekadar permohonan restu; ia juga mengandung nilai pendidikan yang kuat dalam keluarga. Melalui ritual ini, kedekatan antara mempelai dengan orang tua dan keluarga besar semakin terjalin. Ini adalah momen yang penuh emosi dan haru, yang sering kali memicu air mata bahagia dari semua yang hadir. Selain itu, doa yang dipanjatkan saat sungkeman biasanya mengandung harapan bagi kelancaran dan kebahagiaan pasangan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Dengan begitu, sungkeman dalam pernikahan adat Jawa bukan hanya menjadi prosesi yang harus dilalui, melainkan juga bagian integral dari pembentukan nilai-nilai keluarga yang akan terus hidup dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Kesadaran akan pentingnya tradisi ini dapat membantu pasangan untuk lebih menghargai hubungan dengan orang tua, serta meneguhkan komitmen mereka untuk saling mendukung dalam membangun kehidupan baru.

Resepsi: Merayakan Resepsi Pernikahan

Resepsi merupakan puncak perayaan dalam rangkaian acara pernikahan adat Jawa, di mana kedua mempelai beserta keluarga mengundang kerabat, teman, dan masyarakat untuk merayakan ikatan suci yang terjalin. Ini adalah saat yang dinanti-nanti, menghimpun semua orang tercinta dalam satu tempat, sehingga suasana terasa penuh kehangatan dan kebersamaan. Dalam konteks pernikahan adat Jawa, resepsi tidak hanya sekedar ajang perayaan, tetapi juga memenuhi fungsi sosial dan budaya yang sangat penting.

Dalam menyusun acara resepsi, penting untuk mempertimbangkan elemen-elemen tradisional yang menjadi ciri khas pernikahan adat Jawa. Beberapa di antaranya adalah penggunaan busana Jawa yang anggun, seperti kebaya bagi pengantin wanita dan batik bagi pengantin pria. Selain itu, menyajikan hidangan khas Jawa menjadi bagian yang tak terpisahkan, di mana berbagai makanan seperti nasi tumpeng, ayam penyet, dan kue tradisional hadir untuk memanjakan tamu. Semua ini berkontribusi pada kesan megah namun tetap menghormati budaya yang ada.

Agar resepsi pernikahan adat Jawa dapat berjalan dengan baik, perencanaan yang matang sangat diperlukan. Mulai dari pemilihan lokasi yang sesuai, dekorasi yang mencerminkan nuansa tradisional, hingga pengaturan acara yang rapi, semuanya harus disusun dengan teliti. Dengan adanya sentuhan modern, seperti teknologi audio-visual yang memanjakan, dapat membuat resepsi semakin menarik tanpa meninggalkan esensi tradisionalnya. Integrasi antara adat dan modernitas ini akan menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para tamu dan pengantin.

Kesetiaan terhadap tradisi, ditambah dengan penyesuaian elemen modern, membuat resepsi pernikahan adat Jawa menjadi momen yang tidak hanya dirayakan, tetapi juga dikenang sepanjang masa. Dengan demikian, resepsi berfungsi lebih dari sekadar perayaan; ia menjadi simbol persatuan dan kehormatan bagi kedua keluarga yang terlibat.

Makna Filosofis di Balik Setiap Prosesi

Pernikahan adat Jawa merupakan ritual yang kaya akan makna dan simbolisme. Setiap tahapan dalam rangkaian pernikahan ini tidak sekadar seremonial belaka, tetapi memiliki filosofi yang mendalam. Salah satu prosesi yang memiliki makna sangat penting adalah siraman. Siraman dilakukan sebelum acara resepsi pernikahan sebagai simbol penyucian diri bagi mempelai wanita. Dalam konteks ini, air yang digunakan dalam siraman melambangkan harapan akan kebersihan dan kesucian, serta kesiapan mempelai untuk memasuki kehidupan berumah tangga. Proses siraman juga menunjukkan penghormatan kepada orang tua dan leluhur, yang diharapkan dapat memberikan restu kepada kedua mempelai.

Selanjutnya, ada prosesi panggih, yang merupakan pertemuan antara kedua mempelai. Pada momen ini, kedua calon pengantin diperkenankan untuk saling bertemu untuk pertama kalinya setelah dilaksanakan serangkaian ritual sebelumnya. Makna dari panggih mengacu pada penyatuan dua keluarga dan harapan untuk membangun kehidupan berumah tangga yang harmonis. Hal ini juga mencerminkan komitmen untuk saling mengenal lebih dekat serta menghadapi tantangan hidup bersama sebagai pasangan suami istri. Dalam budaya Jawa, pertemuan ini diharapkan dapat menciptakan rasa saling pengertian dan kerjasama antara kedua belah pihak.

Akhirnya, prosesi sungkeman menjadi bagian kunci dalam pernikahan adat Jawa. Dalam sungkeman, kedua mempelai menundukkan kepala dan meminta doa restu dari orang tua. Prosesi ini menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada orang tua serta pengakuan akan peran mereka dalam kehidupan kedua mempelai. Sungkeman juga melambangkan harapan akan dukungan dan doa dari orang tua untuk perjalanan hidup yang akan dilalui oleh pasangan. Dengan adanya ritual-ritual ini, dapat terlihat bahwa pernikahan adat Jawa tidak hanya sekadar perpaduan dua individu, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun kebersamaan dan komitmen yang kuat dalam sebuah keluarga.

Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa Modern

Pernikahan adat Jawa telah mengalami berbagai transformasi mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam format pelaksanaan acara. Di era modern, pasangan sering kali memilih susunan acara yang lebih ringkas namun tetap mempertahankan esensi budaya yang kaya. Dalam pernikahan adat Jawa modern, sejumlah tahapan dalam prosesi telah disederhanakan untuk menyesuaikan dengan gaya hidup kontemporer. Berikut adalah beberapa contoh susunan acara yang umum digunakan.

1. Akad Nikah 

Acara biasanya dimulai dengan akad nikah, yang merupakan prosesi inti dalam pernikahan adat Jawa. Akad nikah ini diadakan di tempat yang lebih pribadi, sering kali di rumah pengantin wanita, di mana keluarga terdekat berkumpul. Prosesi ini melibatkan penyerahan mas kawin oleh pengantin pria dan diresmikan oleh tokoh agama. Dalam pernikahan adat Jawa, makna dari akad nikah adalah pengikatan janji suci antara kedua mempelai.

2. Panggih

Setelah akad nikah, biasanya diadakan resepsi pernikahan yang menyajikan makanan khas serta hiburan. Pada pernikahan adat Jawa modern, pilihan menu dapat disesuaikan dengan selera dan tren kuliner masa kini. Resepsi ini juga menjadi ajang berkumpulnya teman, kerabat, dan kolega, sehingga seringkali disertai dengan musik dan pertunjukan seni Jawa, seperti gamelan atau tari tradisional.

3. Resepsi

Selain itu, ada juga prosesi ngunduh mantu, di mana keluarga pengantin wanita mengunjungi rumah pengantin pria untuk berkenalan dan meresmikan hubungan kedua keluarga. Meskipun disisipkan dalam susunan acara pernikahan adat Jawa modern, banyak pasangan yang memilih untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan informal.

Dengan adanya perubahan ini, pernikahan adat Jawa tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman sambil tetap menghargai tradisi yang telah ada. Diharapkan, keberagaman dalam susunan acara ini dapat menjadi inspirasi bagi pasangan yang merencanakan pernikahan mereka di masa depan.

Tips Mempersiapkan Pernikahan Adat Jawa

Mempersiapkan pernikahan adat Jawa adalah sebuah proses yang tidak hanya memerlukan waktu tetapi juga perhatian khusus. Berikut beberapa tips yang bisa digunakan untuk mempersiapkan pernikahan adat Jawa:

1. Diskusikan dengan Keluarga

Salah satu langkah awal yang penting adalah mendiskusikan rencana pernikahan dengan keluarga. Mengingat pernikahan adat Jawa memiliki banyak tradisi dan nilai-nilai budaya yang harus dihormati, konsultasi dengan anggota keluarga, terutama yang lebih tua, dapat memberikan wawasan dan bimbingan yang berharga dalam menjalankan prosesi tersebut dengan benar.

2. Cari Referensi

Selanjutnya, penting untuk mencari referensi yang mencakup segala aspek pernikahan adat Jawa. Membaca buku, melihat dokumentasi acara pernikahan sebelumnya, atau mencari informasi online dapat memberikan inspirasi serta pemahaman tentang tata cara dan prosesi yang umum dilakukan. Dengan memiliki pengetahuan yang cukup, calon pengantin akan lebih yakin dalam mengambil keputusan.

3. Gunakan Jasa Wedding Organizer

Menggunakan jasa wedding organizer juga merupakan pilihan yang bijaksana, terutama bagi pasangan yang sibuk atau kurang familiar dengan tradisi pernikahan adat. Wedding organizer yang berpengalaman dalam pernikahan adat Jawa dapat membantu merencanakan setiap detail, mulai dari penyediaan tempat hingga memenuhi semua persyaratan adat yang ada. Mereka dapat memastikan bahwa semua prosesi dijalankan sesuai dengan aturan dan tradisi yang berlaku.

4. Sesuaikan dengan Budget

Selain itu, penting untuk menyesuaikan setiap rencana pernikahan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Merencanakan dengan cermat dan menjaga pengeluaran agar tetap pada jalur anggaran dapat mencegah stres di kemudian hari. Sebuah pernikahan yang sederhana namun berkesan dapat dilakukan tanpa mengorbankan pelaksanaan adat yang kaya makna.

5. Jaga Kesehatan

Terakhir, menjaga kesehatan juga harus diutamakan saat mempersiapkan pernikahan adat Jawa. Persiapan yang intens sering kali menimbulkan stres, sehingga menjaga keseimbangan antara persiapan dengan waktu istirahat sangat penting agar semua proses berjalan lancar pada hari H. Dengan tip-tip ini, calon pengantin dapat merencanakan pernikahan mereka dengan lebih efektif dan penuh makna.

Back
Tuesday - Friday 10.00 - 19.00Saturday - Sunday 10.00 - 20.00
Jalan Bisma Tengah 2 Blok C10 No. 21A Sunter, Greater Jakarta Area 14340Phone: +6221 - 2265 2331WA: +628 - 23345 - 23345Email: cs@alisshabride.com
© 2021 by Alissha | Owned by PT. Alissha Butik Indonesia | All Rights Reserved